1 / 10

LESSON - 7

Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi : Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX. Merancang, Merencana Lapangan Terbang, Ir. Heru Basuki Pelabuhan Udara, Zainuddin, Achmad BE. ( LAPANGAN TERBANG ).

affrica
Download Presentation

LESSON - 7

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Materi : Perencanaan Lapangan Terbang • Buku Referensi : • Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, • Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX. • Merancang, Merencana Lapangan Terbang, • Ir. Heru Basuki • Pelabuhan Udara, Zainuddin, Achmad BE. ( LAPANGAN TERBANG ) LESSON - 7

  2. LaluLintasUdara • Daerah HukumSistemPengontrolPenerbangan • Alat Bantu Navigasi Topic SevenPengawas Lalu Lintas Udara

  3. Lalu Lintas Udara • Lalu lintas udara dlm dunia penerbangan mendasarkan • pada dua tipe, yaitu : • a) VFR → Visual Flight Rules, penerbangan dilakukan • secara visual, dalam keadaan cuaca baik, • tanggung jawab penerbangan ditangan pilot. • b) IFR → Instrument Flight Rules, penerbangan dilaku • kan dengan bantuan instrument, dalam kea- • daan cuaca buruk / lalu lintas udara ramai, • tanggung jawab penerbangan ada pada petu- • gas Air Traffic Control (ATC). • Sedang peraturan untuk fasilitas penerbangan dapat di • lakukan secara Colored airways dan Victor airways.

  4. Colored airways → jalur penerbangan diberi warna I II Victor airways → jalur penerbangan menggunakan gelombang radio LF (Low Frequency) dan MF (Medium Frequency) • Daerah Hukum Sistem Pengontrol Penerbangan • Daerah hukum penerbangan dibedakan menjadi 3 bag. • berdasarkan sistem pengontrolan penerbangan, yaitu : Merah (Barat-Timur) Hijau (Utara-Selatan) Biru (Selatan-Utara) Jingga (Timur-Barat)

  5. - Airport, dengansistempengontrolan Airport-traffic Control Tower (ACT), padajarak radius sebesar 5 mile - Terminal, dgnsistempengontrolan Approach Control Facility (ACF), padajarak radius sebesar 25-50 mile. ACF → bisaberupa ACT → bisaberupa TRACON (Terminal Radar – Approach CONtrol) - Enroute, dgnsistempengontrolan Air Route Traffic Control Centers (ARTCC), padajarak radius sebesar lebihbesardari 50 mile. Ketigadaerahhukumtersebutdapatdigambarkan sepertiberikut :

  6. Airport Enroute Terminal Terminal • Alat Bantu Navigasi Alat bantu navigasi untuk penerbangan meliputi : a) External Aids, alat bantu navigasi diluar pesawat / di airport, dimana untuk external aids dibedakan, - External Overland Enroute Aids, peralatannya ter- diri dari : DME (Distance Measuring Equipment) → pengukur jarak.

  7. VOR (Very-hight frequency Omni Range) → gelombang radio magnet elektronik u/ perjalanan TACAN (TACtial Air Navigation)→ azimuth & jarak VORTAC (VOR and TACAN) VOR-DMET (VOR, DME and TACAN) ARSR (Air Route Surveillance Radar) - External Overland Terminal Aids, peralatannyater- diridari : ILS (Instrument Landing System), berupa : 1) Localizer, menginformasikanposisipesawatterha- dap centerline runway, lokasi localizer beradadi sisiluarperpanjangan runway ± 1000 feet drujung runway → “ketepatanposisipesawatthd runway”

  8. 2) Glide-Slope, menginformasikan sudut approach pesawat terhadap runway, lokasi glide-slope berada di kanan dan kiri runway dengan jarak 750-1250 ft dari awal runway dan 400-650 ft dari tepi runway → “sudut approach yg diizinkan 2° - 3°” 3) LOM (Landing Outer Marker), menginformasikan progress pada waktu approach (mengetahui berapa jauh dengan runway), lokasi LOM dipasang ± 4-5 nautical mile dari ujung akhir runway. 4) MM (Middle Marker), menginformasikan progress pada waktu approach, lokasi MM dipasang ± 3.000 feet dari ujung akhir runway di daerah clearway (Extended Safety Area).

  9. 5) IM (Inner Maker), menginformasikan pada jarak tersebut pilot sudah dapat melihat landasan. lokasi IM dipasang ± 1.000 feet dari ujung akhir runway, peralatan IM diperlukan untuk daerah yang visibi- litynya jelek → “jika pada kondisi tersebut tidak dipenuhi (landasan tidak terlihat), maka pesawat harus terbang lagi / landing dibatalkan. MLS (Microwave instrument Landing System), berupa 1) Localizer, mengontrol pesawat pada bidang horison- tal (dengan sudut 20° - 60° dari centerline). 2) Glide-Slope, mengontrol pesawat pada bidang verti- kal / ketinggian pesawat (dengan sudut 1° - 15°).

  10. - External Overwater Enroute Aids, peralatan exter- nal pada daerah enroute lokasi lautan. b) Internal Aids, alat bantu navigasi di dalam pesawat / dicockpit pesawat, dimana u/ internal aids dibedakan - Internal Overland Enroute Aids, peralatan internal saat berada pada daerah enroute lokasi daratan. - Internal Overland Terminal Aids, peralatan internal saat berada pada daerah terminal lokasi daratan. - Internal Overwater Enroute Aids, peralatan internal saat berada pada daerah enroute lokasi lautan. Semua peralatan internal terpasang pada cockpit pe- sawat dan pengoperasiannya juga dari cockpit (pilot).

More Related