1 / 56

Budidaya KELAPA SAWIT

Budidaya KELAPA SAWIT. CUCU SUHERMAN JURUSAN BUDIDAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN. Tanaman Kelapa Sawit. Luas Area Pertanaman Kelapa Sawit di Indonesia. Produksi Kelapa Sawit di Indonesia. Perkembangan Ekspor dan Konsumsi CPO Dunia (ribuan ton).

Mia_John
Download Presentation

Budidaya KELAPA SAWIT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Budidaya KELAPA SAWIT CUCU SUHERMAN JURUSAN BUDIDAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

  2. Tanaman Kelapa Sawit

  3. Luas Area Pertanaman Kelapa Sawit di Indonesia

  4. Produksi Kelapa Sawit di Indonesia

  5. Perkembangan Ekspor dan Konsumsi CPO Dunia (ribuan ton)

  6. Tanaman kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buahnya terbagi menjadi 3 macam : • Jenis Dura biasanya ditanam sebagai pohon induk dengan ciri-ciri daging buah tipis (20-65%), tempurung tebal (20-50%) dan biji tebal (4-20%). • Jenis Pisifera biasanya ditanam sebagai tanaman serbuk sari dengan ciri-ciri daging buah tebal (92-97%), tidak ada tempurung dan biji kecil (3-8%). • Jenis Tenera biasanya ditanam di perkebunan kelapa sawit dengan ciri-ciri daging buah sedang (60-96%), tempurung tipis (3-20%) dan biji sedang (3-15%). Bahan tanaman yang biasa dipakai untuk kepentingan komersial adalah benih hibrida hasil persilangan DxP (Dura dan Pisifera).

  7. TANAH • Podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, organosol dan alluvial • Solum tebal yaitu 80 cm • Tekstur ringan, pasir 20-60%, debu 10-40%, liat 20-50% • Perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang • pH 4-6, terbaik 5 – 5,5 • Kandungan unsur hara tinggi : C/N mendekati 10, daya tukar Mg 0,4 – 1,0 me/100g, daya tukar K 0,15 – 0,2 me/100g, perbandingan daya tukar Mg dan K berada pada batas normal • Topografi adalah areal dengan kemiringan 0 -15

  8. PERSIAPAN LAHAN • Areal hutan • Areal alang-alang • Konversi dan replanting

  9. Areal hutan • Penghimasan Pemotongandanpenebasansemuajeniskayumaupunsemakbelukar yang ukurandiameternyalebih kecildari 10 cm • Penebanganpohon Penebanganbatang-batangkayu yang berdiameter >10 cm, khususuntukjenishutan primer dansekunder • Merencek/memerun Cabangdan ranting kayu yang sudahditebangdipotong-potonguntukmempermudahperumpukanhinggapanjang rata-rata menjadi 6-8 m.. • Perumpukan Pengumpulancabangdan ranting yang telahdipotongsebagaibahanbakardarikayu yang lebihbesar

  10. Areal alang-alang • Mekanis : membajak dan menggaru • Khemis : penyemprotan alang-alang dengan racun, antara lain Dalapon atau Glyphosate

  11. Konversi dan replanting • Konversi adalah pembukaan areal dari bekas perkebunan tanaman lain, • replanting/peremajaan adalah pembukaan areal dari bekas perkebunan kelapa sawit yang sudah tua atau tidak produktif lagi • Penanaman tanama penutup tanah 1 bulan sebelum penanaman kelapa sawit • Fosfat alam ditaburkan kemudian tanah dibajak dan digaru • Benih tanaman yang diperlukan 5 – 7,5 kg/hektar • Pembuatan tiga saluran dengan jarak 1,5 – 2 m • Tiga minggu setelah benih berkecambah, tanaman dipupuk dengan pupuk majemuk

  12. PERSIAPAN BAHAN TANAM • Persiapanbenih • Seleksibiji • Perkecambahan • Pesemaian (pre-nursery) • Pembibitan (main-nursery)

  13. Persiapan benih • Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya. • Tandan buah diperam 3 hari dan disiram air. • Buah dipisahkan dari tandannya, diperam lagi selama 3 hari • Buah dimasukkan ke dalam mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari benih, untuk selanjutnya benih dicuci dengan air dan direndam dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. • Benih lalu dikeringanginkan dan diseleksi untuk memberoleh biji yang berukuran seragam. Semua benih disimpan di dalam ruangan bertemperatur 22 °C dan kelembaban 60% - 70% sebelum dikecambahkan

  14. Seleksi biji • Berasal dari persilangan varietas unggul (Dura dan Pisifera) • Diambil dari tandan buah yang besar dari pohon yang telah diseleksi dan diketahui sifat-sifatnya • Tandan yang telah dipanen dibawa ke lab persiapan biji • Biji direndam selama 3 menit dalam larutan Dithane dan dikeringanginkan • Biji disimpan min 1 bulan sebelum dikecambahkan

  15. Buah kelapa sawit

  16. Persiapan perkecambahan • Untuk mempercepat perkecambahan : menipiskan kulit biji dengan mengasahnya atau dengan melarutkan biji dengan larutan HCl 0,1% • Pemeriksaan kadar air biji, jika < 18% maka perlu direndam • Biji dikeringanginkan pada ruangan pengeringan.

  17. Perkecambahan • Biji-biji dimasukkan ke dalam kantung plastik, setiap kantung berisi 500 – 1000 butir biji • Kantung diatur pada rak-rak di dalam germinator selama 80 hari dengan suhu rata-rata 39,5C dan tidak perlu disiram • Setelah 80 hari, biji dikeluarkan dan dipindahkan ke ruangan lain bersuhu 28C • Biji dikeluarkan dan direndam dalam bak perendaman selama 3 hari untuk menaikkan kadar air dari 18% menjadi 23 % • Biji dikeringanginkan selama 1 hari dan kembali dimasukkan ke dalam kantung plastik serta diletakkan pada rak-rak di dalam ruangan perkecambahan bertemperatur 26-28C • Setelah 12 -15 hari biji akan mulai berkecambah dan selanjutnya tiap minggu diperiksa dan dikeluarkan • Setelah 4-5 minggu persentase kecambah mencapai 70 – 85%dan ada yang mencapai 90% • Biji yang tidak tumbuh pada minggu ke-6 diperiksa apakah viabilitasnya msih baik atau tidak. Jika masih baik maka dapat dipanaskan kembali selama 20 hari

  18. Kecambah Kelapa Sawit Kultivar Sungai Pancur 2 (SP 2) berumur 21 HSS

  19. Pesemaian (pre-nursery) • Pesemaian dalam bentuk bedengan • Pesemaian dalam polibeg Bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan bibit yang merata sebelum dipindahkan ke pembibitan Media pesemaian biasanya dipilih pasir atau tanah berpasir

  20. Pesemaian dalam bentuk bedengan • Terdapat dua cara yaitu di atas tanah langsung dan dengan menggunakan bak semai • Pesemaian di atas tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20 cm, digemburkan lalu dicampur dengan pasir yang telah disterilkan • Bedengan dapat dibuat dari kotak dengan ukuran (120x60x50)cm • Untuk mempermudah penyiraman dan pemindahan bibit, bak-bak semai ditempatkan di atas para-para setinggi 60 cm • Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam dengan jarak 7,5x7,5 cm sedalam 2-5 cm atau tergantung panjang akarnya • Dilakukan penyiraman 2 kali sehari • Pemupukan dilakukan dengan pupuk nitrogen setiap dua minggu sekali • Setelah 4 bulan di pesemaian dan berdaun 2-4 helai, benih mulai dapat dipindahkan ke pembibitan.

  21. Pesemaian dalam polibeg • Dapat dilakukan di kantung plastik, keranjang bambu atau bakul. • Kantung plastik yang digunakan berukuran (15x16)cm • Media tanah yang mengandung kotoran dimasukkan ke dalam polibeg • Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2 – 5 cm • Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan di bawah naungan • Penyiraman dilakukan 2 kali sehari • Pemupukan dengan pupuk majemuk atau urea. Setiap 400 bibit memerlukan 56 gram pupuk urea, sedangkan pupuk majemuk hanya 28 gram. Dilakukan setiap minggu • Setelah 3 bulan di pesemaian dilakukan seleksi bibit

  22. Pesemaian kelapa sawit dalam polibeg di bawah atap naungan

  23. Pembibitan (main nursery) • Pembibitan dapat dilakukan di lapangan maupun dengan menggunakan kantung plastik besar • Terbagi menjadi : a. Pembibitan lapangan (field nursery) b. Pembibitan kantung plastik besar

  24. Pembibitan lapangan • Mengolah tanah dengan cara mencangkul tanah sedalam 40 cm sambil membersihkan tanaman pengganggu atau kotoran yang ada • Membuat saluran drainase • Pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 10toh/ha atau campuran 500 kg urea dengan 500 g SP36/ha • Areal pembibitan dibagi menjadi bedengan dengan lebar 5 – 10 barisan bibit, panjang bedengan antara 25 – 30 m dan jarak antar bedengan 70 cm • Jarak tanam (60x60x75x75)cm • Lubang tanam dibuat sesuai besar tanah (bibit putaran ) atau panjang akar (bibit cabutan) • Penyiraman bibit disesuaikan dengan curah hujan, suhu dan penguapan baik oleh bibit maupun tanah • Pemupukan • Pemindahan bibit yang berumur 12 -14 bulan ke lapangan • Penyulaman

  25. Pembibitan kantung plastik besar • Pembuatan media tanam • Pengisian polibeg • Penanaman • Kantung-kantung plastik dalam pembibitan diatur berbentuk segitiga sama sisi dengan jarak (90x90x90)cm • Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan

  26. Sistempembibitan • Sistempembibitantahapganda (double stage system) • Pembibitanpendahuluanyaitukecambahditanamdenganmenggunakanpolibegkecilsampaibibitberumur 3 bulan • Pembibitanutama (main-nursery) yaitubibitditanamdalampolibegbesarselama 9 bulan • Sistempembibitantahaptunggal (single stage system) Bibitlangsungditanamdalampolibegbesarhinggaberumur 12 bulantanpaharusditanamdalampolibegkecilterlebihdahulu

  27. Pembibitan tahap ganda kelapa sawit Pembibitan kelapa sawit dilakukan dua tahap yaitu pembibitan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (main nursery). • Pembibitan awal (pre nursery) dilakukan sampai umur 3-4 bulan atau kecambah sudah memiliki daun 4 helai. Sebaiknya dinaungi, naungan awal dengan intensitas cahaya 50% - 60% dan secara bertahap naungan tersebut dikurangi untuk lebih menguatkan bibit terhadap sinar matahari langsung. • Pembibitan utama (main nursery) dilakukan sampai umur 8-11 bulan kemudian ditanam di lapangan.

  28. Bibit pre-nursery yang telah berumur 3 bulan siap dipindahkan ke main nursery

  29. Keuntungan dan kekurangan sistem pembibitan tahap tunggal : • Tidak membutuhkan naungan dan bedengan yang digunakan sebagai tempat berlindung bibit yang masih muda • Tidak adanya kekawatiran akan terjadinya transplanting sock pada bibit • Biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada pembibitan tahap ganda. • Waktu persiapan areal, sarana dan prasarana pembibitan menggunakan polibeg besar akan menjadi lebih pendek karena bibit tidak melalui tahapan pendahuluan.

  30. Keuntungan dan kekurangan sistem pembibitan tahap ganda : • Biaya perawatan dan pengawasan bibit selama 3 bulan akan lebih kecil dan lebih mudah dilakukan. • Pada pembibitan pendahuluan sudah dilakukan seleksi bibit sebelum dipindahkan ke pembibitan utama sehingga dapat menghemat penggunaan media dan plastik besar. • Perlu kesabaran pada saat melakukan pemindahan bibit dari pembibitan pendahuluan ke pembibitan utama karena pada masa ini bibit sering mengalami transpalanting sock jika akarnya banyak yang rusak.

  31. Penanaman Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan penanaman bibit kelapa sawit adalah : pembuatan lubang tanam, umur dan tinggi bibit susunan dan jarak tanam, waktu tanam, penanaman tanaman penutup tanah. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT

  32. Pembuatan Lubang Tanam Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan satu minggu sebelum penanaman. Pembuatan lubang tanam berbeda untuk tanah mineral dan tanah gambut. - pembuatan lubang pada tanah mineral, hanya dibuat satu lubang tanam (tunggal) untuk setiap tanaman dengan ukuran lubang sebesar 60 cm x 60 cm x 60 cm. - pembuatan lubang tanam secara manual di areal gambut dapat dibuat ganda (double hole) atau yang disebut juga dengan lubang di dalam lubang (hole in hole). • Umur dan Tinggi Bibit Bibit dengan umur 12-14 bulan merupakan bibit yang terbaik untuk dipindahkan ke lapangan. Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 – 180 cm.

  33. Susunan dan Jarak Tanam Jarak tanam optimal adalah 9 m untuk tanah datar dan 8,7 m untuk tanah bergelombang. Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang, atau segitiga sama sisi. • Waktu Tanam Di Indonesia, saat yang paling baik untuk melakukan penanaman adalah pada bulan Oktober atau November. Penanaman pada awal musim hujan adalah yang paling tepat karena persediaan air sangat berperan dalam menjaga pertumbuhan bibit tanaman yang baru dipindahkan.

  34. Penanaman Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah yang baik biasanya berupa jenis tanaman kacang-kacangan (Leguminosa). Kriteria yang digunakan untuk memilih jenis tanaman penutup tanah adalah : - Bukan pesaing tanaman pokok - Mudah diperbanyak, - pertumbuhannya cepat - tidak banyak mengandung hama dan penyakit - Memberikan bahan organik yang tinggi - Memiliki kemampuan menekan gulma Jenis tanaman penutup tanah yang banyak digunakan untuk areal tanaman kelapa sawit yaitu Colopogonium caeruleum, Colopogonium mucunoides, Pueraria phaseoloides, Centrocoma pubescens, Mucuna cochinchinensis.

  35. PANEN KELAPA SAWIT

  36. Alat Panen • Dodos untuk memanen kelapa sawit yang memiliki ketinggian 2-5 m. • Kapak siam untuk tanaman kelapa sawit yang tingginya 5-10 m • Egrek untuk memanen tanaman kelapa sawit yang tingginya > 10 m • Karung plastik untuk menampung tandan sawit yang telah dipotong.

  37. Kriteria panen • Matang panen • Cara panen • Rotasi dan sistem panen • Mutu panen

  38. Matang Panen • Merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. • Ditentukan saat kandungan minyak max dan kandungan ALB (FAA) minimal • Terdapat beberapa kriteria matang panen untuk tanaman kelapa sawit : • Berdasarkan umur tanaman • tahun pertama paling sedikit terdapat 5 brondolan jatuh di piringan • tanaman berumur < 10 tahun jumlah brondolan sekurang-kurangnya ada 10 buah • tanaman berumur > 10 tahun jumlah brondolan antara 15-20. • Berdasarkan bobot tandan • Tandan dengan bobot 6-8 kg paling sedikit terdapat 8 brondolan • Tandan dengan bobot 8-15 kg paling sedikit terdapat 15 brondolan • Tandan dengan bobot > 15 kg paling sedikit terdapat 20 brondolan

  39. Cara Panen • Berdasarkan tinggi tanaman dikenal 3 cara panen yaitu cara jongkok (pada tanaman dgn tinggi 2 – 5 m, alat dodos), cara berdiri (pada tanaman dengan ketinggian 5-10 m, alat kapak siam), cara panen egrek (tanaman > 10 m, alat arit bergagang panjang). • Pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. • Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, max 2cm • Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur di piringan dan berondolan dikumpulkan terpisah dari tandan • Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Proporsi kotoran tidak lebih dari 3% dari berat tandan. • Tandan buah dan brondolan dikumpulkan di TPH.

  40. Gambar . Pemanenan tandan buah sebaiknya dipotong sedekat mungkin dengan pangkal buah

  41. Rotasi dan sistem panen • Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. • Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap.

  42. Sistem giring • Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai panen, pemanen pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan para pemanen dan hasil panen lebih cepat sampai di TPH dan pabrik. Namun, ada kecenderungan pemanen akan memilih buah yang mudah dipanen sehingga ada tandan buah atau brondolan yang tertinggal karena pemanenannya menggunakan sistem borongan. • Sistem tetap • Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan yang sempit, topografi berbukit dan curam, dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu atau tidak berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal. Rendemen minyak yang dihasilkannya pun tinggi. Namun, kelemahan sistem ini adalah lebih lambat keluar sehingga lambat juga sampai ke pabrik.

  43. Mutu panen

  44. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu panen • Jenis dan umur tanaman • Iklim di lingkungan • Hama dan penyakit • Kultur teknis • Pemanenan • Sarana jalan dan transportasi

  45. Gambar . Tandan buah kelapa sawit yang telah dipanen siap dibawa ke TPH

  46. Kerapatan panen Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal, baik itu pada sistem blok maupun pada sistem group. Tujuannya untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5, artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal satu tandan yang matang panen. Kerapatan panen ditentukan satu hari sebelum panen buah. Dengan demikian penentuan kerapatan panen lebih akurat

  47. Produksi rata-rata 1 siklus (umur 3 – 25 tahun) untuk setiap kelas keadaan tanah dengan bahan tanaman Tenera

  48. PASCA PANEN KELAPA SAWIT • Penanganan segera setelah panen • Prosesing

  49. Penanganan segera setelah panen • Di lapangan, hasil panen ditampung dalam karung plastik yang dilapisi dengan goni atau gedek agar tandan buah segar tidak kotor atau berpasir. • Tandan yang telah dipanen harus dihadapkan ke arah jalan panen. Tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH) disusun 5 – 10 tandan/baris, gagang menghadap ke atas. Pada pangkal gagang agar ditulis nomor pemanen. • Selanjutnya harus diusahakan agar pelukaan buah seminimal mungkin, baik waktu memotong, membawa ke TPH maupun mengangkut ke truk serta menjaga agar buah tidak terlalu kotor terkena tanah atau debu. • Tandan buah segar (TBS) harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah

  50. Gambar . Pengangkutan TBS ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin agar tidak terjadi penurunan hasil.

More Related