Kramer87Mendoza

,

Langkah Meningkatkan Kandungan Karbon Aktif Liang tempurung kelapa selama yang ada lebih kerap kita tahu sebagai benih bakar untuk pemanggangan ikan atau santapan lain. Di balik kehitaman liang tempurung kelambir itu, ternyata menyimpan nilai ekonomis yang lebih menjulung lagi. Tempurung kelapa yang dijadikan liang dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan menjadikannya karbon giat. Cara memproduksi karbon berperan dari tempurung kelapa pula relatif lebih mudah. Karbon aktif berfungsi sebagai filter untuk merapah air, pemurnian gas, industri minuman, farmasi, katalisator, & berbagai macam penggunaan lain. Tempurung kelapa adalah satu diantara bahan karbon aktif yang kualitasnya semua baik jadi karbon rajin. Bentuk & ukuran, dan kualitas tempurung kelapa kudu diperhatikan ketika membuat zat arang aktif. Tempurung kelapa yang akan dijadikan bahan penghasil karbon tangkas, sebaiknya bebentuk setengah atau seperempat tolok ukur tempurung. Bila ukurannya terlalu hancur, oleh karena itu tempurung ini kurang elok dijadikan benih pembuat zat arang aktif. Daripada segi poin, tempurung kelambir yang memenuhi syarat dijadikan bahan zat arang aktif ialah kelapa yang benar-benar tua bangka hingga warnanya hitam mengkilap dan lebat (hujan). Tempurung yang dijadikan bakal pembuat karbon aktif biasanya dari kelapa yang jadi kopra. Batok kelapa yang dihasilkan merupakan belahan dua dari satu buah kelapa utama. Untuk membuat karbon tangkas yang terlalu berkualitas, tempurung harus bersih dan terbelah dari sabutnya. Ada 2 tahapan menciptakan karbon aktif yang berkualitas dari tempurung kelapa. Takat pertama yang harus dikerjakan adalah tempurung dibuat liang dengan bahan drum berpenutup. Tahap ke-2, melalui mode penggilingan arang tempurung hingga menghasilkan zat arang aktif dan serbuk arang. Serbuk arang ini tetap bisa diproses menjadi gumpal arang tempurung. Penggilingan ini dilakukan beserta mesin sederhana berpenggerak listrik, diesel, alias bensin. Derajat tempurung & proses pemusnahan akan benar menentukan rendemen karbon tangkas yang dihasilkan. Kualitas tempurung kelapa konvensional lebih bagus dibanding kelapa hibrida. Supaya dapat menikmati rendemen karbon aktif yang lebih elok, langkah-langkah reaksi pembakaran pada cara lengkara diberi empat lubang pada bagian pangkal. Agar selama pembakaran udara bisa mengakar, drum mesti diganjal 3 potongan batu bata. Pembakaran liang dilakukan untaian demi leretan tempurung. Mengetuai pembakaran sanggup dengan memakai kertas / daun kelapa kering yang ditaruh dalam atas satu lapis tempurung di kecil drum. Setelah tempurung tingkatan pertama terbakar, sedikit demi sedikit satu lapisan ditaruh diatasnya. Langkah ini langsung dilakukan sampai drum sesak. Ketika tempurung lapisan bagi mulai terbakar, batu bata yang menjadi gangguan drum perlahan-lahan diambil, jadi dasar drum langsung memeriksa tanah serta menutup terowongan. Kemudian tingkah ditutup rapat-rapat dan jangan sampai tersedia udara yang masuk. Apabila ada udara yang merasuk, maka liang yang terdapat dalam tingkah akan sebagai abu. Namun demikian kalau lengkara ditutup kuat sebelum sekujur tempurung terbakar, tempurung tidak akan menjadi liang. Keesokan harinya, setelah tingkah dingin, tutupnya dibuka, lantas drum dibaringkan. Arang tempurung kemudian dibongkar secara lambat-lambat. Arang tempurung yang tampak hitam, mengkilap, utuh, muluk, dan mudah dipatahkan menyibakkan kualitasnya cantik. kadar larutan dalam liang tempurung kelambir antara 50-70 persen. Karbon Aktif serta Komposisinya Karbon atau liang aktif adalah material yang berbentuk klasifikasi atau pati yang berasal dari material yang terdapat karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan lain-lain. Dengan pengolahan tertentu yakni proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan temperatur tinggi, bisa diperoleh zat arang aktif yang memiliki parasan dalam yang luas. Arang merupakan suatu padatan berpori yang berisi 85-95% karbon, dihasilkan dr bahan-bahan yang mengandung zat arang dengan pemanasan pada suhu tinggi. Saat pemanasan berjalan, diusahakan agar tidak berlangsung kebocoran udara didalam ruangan pemanasan jadi bahan yang mengandung zat arang tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang kecuali digunakan sebagai bahan bakar, juga siap digunakan sejajar adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh padat permukaan anasir dan kesangkilan ini bisa menjadi lebih tinggi bila terhadap arang tersebut dijalani aktifasi pada bahan-bahan kimia ataupun secara pemanasan di dalam temperatur menjulang. Dengan demikian, arang hendak mengalami reformasi sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian dikenal sebagai arang aktif. Di dalam satu gram karbon rajin, pada biasanya memiliki raya permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga super efektif di dalam menangkap partikel-partikel yang benar halus berukuran 0. 01-0. 0000001 mm. Karbon aktif bersifat amat aktif dan akan melesap apa saja yang relevansi dengan zat arang tersebut. Dalam waktu 60 jam rata-rata karbon giat tersebut manjadi jenuh serta tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya liang aktif pada kemas di dalam kemasan yang kedap udara. Hingga tahap unik beberapa spesies arang aktif dapat pada reaktivasi kembali, meskipun demikian tdk jarang yang disarankan dalam sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif super tergantung mulai metode pengorganisasian sebelumnya, oleh sebab itu perlu diperhatikan keterangan di dalam kemasan produk tersebut. Zat arang aktif ada dalam variasi bentuk misalnya gravel, pesona (0. 8-5 mm) wajah fiber, tepung (PAC: powder active carbon, 0. 18 mm ataupun US mesh 80) serta butiran-butiran kuntet (GAC: Granular Active carbon, 0. 2-5 mm) dan sebagainya. Serbuk zat arang aktif PAC lebih gampang digunakan dalam pengolahan air dengan organisasi pembubuhan yang sederhana. Puyer (powder) Prospektus (granule) Pecahan (gravel) Gendam Bahan asas yang bermula dari fauna, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon bisa dibuat menjadi arang berperan, bahan ini antara berbeda: tulang, tiang lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung nyiur, sabut kelambir, ampas penggilingan tebu, tinja pembuatan kertas, serbuk gergaji, gawang keras dan batubara. Dalam negara tropis masih dijumpai arang yang dihasilkan mengacu pada tradisional yaitu dengan memakai drum / lubang dalam tanah, pada tahap pengolahan sebagai berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan di dalam lubang / drum yang terbuat dari piringan besi. Lalu dinyalakan dengan demikian bahan pokok tersebut terbakar, pada ketika pembakaran, drum atau ruang ditutup oleh karena itu hanya tingkap yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Pada asap yang keluar miliki warna kebiru-biruan, tingkap ditutup & dibiarkan sepanjang kurang lebih kurang 8 weker atau satu malam. Secara hati-hati terowongan atau dibuka dan dicek apakah sedang ada bara yang memarak. Jika masih ada yang atau lengkara ditutup kembali. Tidak sampai mengggunakan larutan untuk mencabut bara yang sedang menunu, karena dapat menurunkan kwalitas arang. Akan tetapi secara sudah biasa proses penyusunan arang tangkas dapat dibagi dua yakni: 1. Prosedur Kimia. Material baku dicampur dengan materi-materi kimia khusus, kemudian dibuat padat. Selanjutnya padatan itu dibentuk sebagai batangan dan dikeringkan beserta dipotong-potong. Aktifasi dilakukan di temperatur 100

Uploads

No contents published yet...